Memperkenalkan Kesenian Canting dengan Lilin Madu dari Warga Etnis Mong

Phuong Thao
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Para Pendengar! Sangat gembira bertemu kembali dengan saudara-saudara pendengar dalam acara Kotak Surat Anda. Pada pekan lalu, VOV5 menerima 401 surat dan surel dari para pendengar dari 38 negara dan wilayah, diantaranya ada 36 surat dari para pendengar Indonesia.  

 

Para Pendengar!

Pada minggu lalu, saudara Eddy Setiawan dari Jakarta Timur mengirim laporan pantauan siaran radio dari tanggal 21-24 Februari dan dari tanggal 25-28 Februari pada frekuensi 12020 Khz dengan penilaian SINPO 34443 dan 44444. Saudara Thedja Haryanto di Kalimantan Barat mengirimkan laporan pantauan siaran radio dari tanggal 12 Februari, tanggal 26 Februari dan 1 Maret di frekuensi 12020 Khz dengan SINPO 44444. Juga dari Kalimantan Barat, saudara Sutomo Huang mengirim laporan pantauan siaran radio dari tanggal 22-25 Februari dan 26-28 Februari, dengan SINPO 44444 dan 54444. Saudara Sutomo Huang berbagi selama ini, karena kesibukan pekerjaan dan masalah koneksi jaringan internet, sehingga dia kesulitan mengirim laporan pantauan radio, tetapi dia telah mendengar siaran VOV di gelombang pendek (SW) dengan sangat jelas. Selain itu, kami juga menerima laporan radio dari Minlin di Jawa Barat, Fachri di Pekan Baru, Hari Santosa di Bekasi dan banyak pendengar lainnya. Laporan laporan tersebut semuanya mencerminkan kualitas gelombang yang baik pada dua frekuensi 12020 kHz dan 9840 Khz.

Pada pekan lalu, kami terus mendapatkan perhatian di Fanpage Facbeook VOV5 Indonesia. Ketika berkomentar tentang artikel Dokter  Cu A Hong atau tentang peringatan Hari Dokter Vietnam (27 Februari), para pendengar  menyatakan kekaguman kepada para dokter – malaikat berbaju putih yang bekerja siang dan malam untuk menyelamatkan pasien dan berjuang untuk hidup warga. Di fanpage, saudara Eko Endri Wiyono dari Nganjuk, Jawa Timur bertanya: “Dalam rangka Hari Dokter Vietnam. Saya ingin bertanya “di Vietnam kampus mana yang menjadi idaman untuk belajar dokter?”.

Saudara Eko Endri Wiyono yang terhormat!

Di Vietnam, ada banyak universitas dan perguruan tinggi kedokteran yang tersebar di seluruh negeri, dan ada beberapa kampus terkenal seperti:

Universitas Kedokteran Hanoi: kampus pelatihan medis dan farmasi terbaik di Vietnam dengan tradisi panjang dan sejarah lebih dari satu abad (didirikan pada tahun 1902). Universitas Kedokteran Hanoi melatih dokter dengan gelar sarjana dan pascasarjana, penelitian ilmiah dan transfer teknologi, dan mendukung pengembangan sistem kesehatan untuk memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan bagi masyarakat.

Universitas Kedokteran dan Farmasi Kota Ho Chi Minh (didirikan pada tahun 1947): adalah salah satu universitas kedokteran terkemuka di wilayah Selatan dan seluruh negeri. Universitas ini melatih jurusan-jurusan seperti: kedokteran umum, farmasi, pengobatan tradisional, oral dan maksilofasial, kedokteran pencegahan, keperawatan umum, kesehatan masyarakat, ....

Akademi Kedokteran Militer Vietnam (juga dikenal sebagai Universitas Kedokteran dan Farmasi Le Huu Trac) didirikan pada tahun 1949. Ini adalah salah satu universitas nasional utama di bawah Kementerian Pertahanan Nasional. Kampus ini  melatih tim apoteker, dokter di tingkat menengah, sarjana, dan pascasarjana untuk melayani tentara dan rakyat.

Di universitas kedokteran dan farmasi terkenal di atas, terdapat rumah sakit afiliasi seperti Rumah Sakit Universitas Medis Hanoi, Rumah Sakit Medis dan Farmasi Kota Ho Chi Minh, atau Rumah Sakit 103... dengan tim dokter dan perawat profesional. Semua rumah sakit tersebut merupakan tempat pemeriksaan dan pengobatan medis yang memiliki reputasi baik, dipercaya oleh masyarakat.

Ada juga banyak universitas kedokteran yang tersebar dari utara ke selatan seperti Universitas Kedokteran dan Farmasi - Universitas Thai Nguyen, Universitas Kedokteran Thai Binh, Universitas Kedokteran dan Farmasi Hue, Universitas Kedokteran dan Farmasi Can Tho,….

Memperkenalkan Kesenian Canting dengan Lilin Madu dari Warga Etnis Mong  - ảnh 1Wanita H Mong mencanting dengan lilin tawon di kanvas (Foto: baodantoc)

Para pendengar!

Pada pekan lalu, saudari  Mariani Tjan mengirim surat dan bertanya: “Di Indonesia ada seni Batik dengan menggunakan lilin madu (malam tawon). Saya tahu bahwa etnis Mong di Vietnam juga memiliki seni melukis dengan lilin madu di atas kanvas. Bisakah Anda memperkenalkan beberapa ciri khas dari seni itu?".

Saudari Mariani Tjan yang budiman!

Kelompok etnis H'Mong tinggal di Vietnam dengan sekitar 80.000 orang, terutama terkonsentrasi di pegunungan Barat Laut. Teknik menggambar motif dengan menggunakan lilin tawon di atas kavas untuk pakaian tradisional etnis Mong merupakan salah satu teknik yang digunakan oleh perempuan Hmong sudah sejak lama.

Bahan baku pengecatan adalah lilin tawon yang berwarna kuning dan hitam setelah semua madu dihilangkan dan dicampur merata dengan kepekatan warna. Untuk menggambar motif dengan lilin tawon di atas kanvas, pengrajin harus menggunakan canting. Alat canting adalah batang bambu kecil dengan panjang sekitar 7 cm, ujungnya adalah daun tembaga segitiga kecil yang dijepitkan pada batang bambu. Semakin tipis ujungnya, semakin indah dan mudah gambarnya. Saat menggambar, pengrajin harus selalu duduk di dekat api, mencelupkan pena ke dalam panci lilin  yang panas, dan menggambar motif di atas kanvas dengan tangannya.

Setelah selesai menggambar pola, masukkan kain ke dalam panci berisi air mendidih dan aduk rata agar lilin terlepas, hanya menyisakan motif pada kain.

Motif yang dilukis dengan lilin pada kostum orang Mong sangat sederhana seperti motif kotak, segitiga, lingkaran, spiral, bunga labu, bunga adas... Meski sederhana namun motif-motif ini mengandung ciri khas seperti alam, kehidupan sehari-hari, konsep alam semesta, dunia sekitar, atau keinginan untuk hidup sejahtera dan bahagia.

Saat ini, ketika semakin banyak turis datang berkunjung dan tinggal di desa-desa, wanita Mong telah mengajarkan keterampilan dan teknik menggambar lilin tawon pada kain kanvas kepada para turis. Ini juga merupakan bentuk promosi dan pengenalan ciri budaya pada pakaian tradisional sekaligus menghasilkan pendapatan tambahan untuk terus mempertahankan kerajinan tradisional.

Semoga penjelaskan di atas memuaskan saudari Mariani dan para pendengar lainnya. Apakah ada kesamaan antara kesenian batik dan kesenian menggambar dengan lilin tawon di pakaian etnis Mong? Semoga anda sekalian berbahas dengan kami dengan menulis surat di email./.

Komentar