Warna Baru di Kampung Revolusi Muong Chanh

Tran Long, Thu Hang
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Kecamatan Muong Chanh, Kabupaten Mai Son merupakan tempat berlangsungnya gerakan revolusi pertama di Provinsi Son La. Hampir 80 tahun lalu, kelompok Pemuda Penyelamat Tanah Air Muong Chanh telah mengumpulkan para pemuda patriotik dan rakyat untuk bersinergi melawan musuh dan merebut pemerintahan. Untuk mengembangkan tradisi revolusioner, warga di bawah kepemimpinan Partai terus membangun kampung halaman untuk berkembang di semua segi. 
Warna Baru di Kampung Revolusi Muong Chanh - ảnh 1 Pangkalan revolusi Muong Chanh telah menjadi pedesaan baru yang indah (Foto: Foto: VOV) 

Berdampingan dengan Kabupaten Thuan Chau dan Kabupaten Song Ma di Provinsi Son La, Kecamatan Muong Chanh, Kabupaten Mai Son ditetapkan sebagai daerah “maju untuk berjuang, mundur untuk bertahan”. Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa Kecamatan Muong Chanh dipilih oleh Resor Partai Penjara Son La untuk membangun gerakan rovolusi pada 1943. Lo Van Moc, warga berusia 85 tahun di Dukuh Den, Kecamatan Muong Chanh, mengatakan:

“Dulu, kenaikan pajak dilakukan kepala dukuh semau-maunya. Pada saat itu, tidak ada yang menaruh perhatian terhadap kehidupan warga, oleh karenanya intimidasi dan penjarahan secara permanen terjadi. Warga harus bekerja sebagai phu atau buruh kerja paksa. Situasi warga pada saat itu sangat buruk.”

Dalam suasana pemberontakan umum oleh rakyat seluruh negeri pada Agustus 1945, pasukan bersenjata dan rakyat di pangkalan revolusi Muong Chanh telah bangkit untuk merebut pemerintahan dan menggulingkan pemerintahan kolonialis Perancis. Kemudian terus berkoordinasi dengan rakyat di berbagai daerah lainnya di provinsi untuk merebut pemerintahan dari kolonialis Perancis ke Rakyat Provinsi Son La.

Setelah pemberontakan sukses dalam merebut pemerintahan, warga dengan gembira berkompetisi untuk membangun kehidupan baru. Hingga awal 2018, Kecamatan Muong Chanh telah diakui sebagai kecamatan yang mencapai standar pedesaan baru, keduabelas dukuh memiliki jalan besar, dan 100% keluarga mendapatkan akses listrik nasional. Pendapatan per kapita di kecamatan pada 2020 mencapai sedikitnya 43 juta VND per tahun, sementara persentase keluarga miskin sesuai kriterium baru hingga saat ini tidak melampaui 3%. Kecamatan Muong Chanh juga mendirikan 7 koperasi, membentuk berbagai rantai konektivitas dalam produksi pertanian, menciptakan penghasilan yang stabil bagi para petani. Lo Manh Quyet, Kepala Koparasi Quyet Chi, Kecamatan Muong Chanh, menjelaskan:

“Untuk mewarisi dan mengembangkan tradisi revolusioner, kami telah berkoordinasi untuk membentuk koperasi, terutama menanam pohon buah-buahan seperti lengkeng, mangga, kopi, dan sebagainya. Semua tahapan terkait teknik, perawatan tanaman, dan pemupukan diarahkan oleh para teknisi, oleh karenanya semua warga dalam koperasi mengikuti, bekerja dengan baik, dan mendapat pendapatan tinggi.”

Warna Baru di Kampung Revolusi Muong Chanh - ảnh 2Kecamatan Muong Chang telah menerapkan banyak pola ekonomi yang efektif, sementara persentase keluarga miskin sesuai kriterium baru hingga saat ini tidak melampaui 3% (Foto: VOV)

Kecamatan Muong Chanh saat ini memiliki lebih dari 960 keluaga dengan total penduduk hampir 4.400 orang dengan kebanyakannya warga etnis minoritas Thai. Ketua Komite Rakyat Kecamatan Cam Van Nhat mengatakan bahwa di waktu mendatang, kecamatan akan terus mempertahankan dan meningkatkan 19 kriterium pembangunan pedesaan baru, berupaya hingga 2025 mencapai peningkatan 15 dari 17 kriterium pedesaan baru; selangkah demi selangkah membangun lahan pertanian dengan pohon buah-buahan utama yang berkualitas tinggi, dan pendapatan per kapita mencapai 52 juta VND per orang per tahun.

Kampung halaman revolusi Muong Chanh kini telah berubah dengan jalan-jalan betonnya di setiap dukuh dan antardukuh yang lebar dan bersih, serta sawah-sawah padi keemasan ataupun ladang kopi luas menghijau. Warga di sini tetap bersatu, bersinergi, dan bersatu hati membangun Kecamatan Muong Chanh  yang kian kaya dan indah, menambah tradisi heroik kampung revolusi.

Komentar