Menjadikan Kerajinan Menenun sebagai Produk Wisata yang Menarik di Desa Kep, Provinsi Gia Lai”

Hoang Qui
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Jaraknya sekitar 30 Km dari Pleiku - kota di daerah pegunungan. Desa Kep, Kecamatan Ia Ly, Provinsi Gia Lai selama beberapa tahun ini menjadi tempat yang populer di kalangan wisatawan domestik (wisdom) dan wisatawan mancanegara (wisman).

Kenamaan itu tidak hanya dikarenakan pemandangan hutan dan gunung yang tenang dan tenteram saja, tapi juga karena kerajinan menenun brokat tradisional dari masyarakat etnis minoritas Jerai di sana sedang dihidupkan kembali dan diberi nafas baru melalui wisata berbasis masyarakat.                              

Menjadikan Kerajinan Menenun sebagai Produk Wisata yang Menarik di Desa Kep, Provinsi Gia Lai” - ảnh 1Selendang yang dibuat para perempuan Desa Kep (Foto: VOV)

Di rumah panggung kecil di Desa Kep, pengrajin yang bernama Ro Cham Mlonh, berusia 70 tahun lebih, tetap masih kerja di samping alat tenun. Suara alat tenun dan keterampilan pengrajin, berbaur dengan irama kesehariaan masyarakat etnis minoritas Jarai. Saudari Ro Cham Suynh, seorang anggota Koperasi Tenun brokat di Desa Kep menyampaikan bahwa masyarakat etnis minoritas Jarai biasanya mengambil hitam, cerah, dan putih sebagai warna utama . Oleh karena itu, warna dan motif pakaian masyarakat etnis minoritas Jarai sangat disukai oleh para wisatawan.   

“Kerajinan menenun diwariskan oleh ibu saya, sehingga saya bisa membuat tas, dan pakaian. Kini kerajinan menenun juga melayani wisatawan untuk dilihat, jadi baru bisa melestarikan kerajinan tradisional sekaligus memperoleh pendapatan untuk membaiki kehidupan”.

Menjadikan Kerajinan Menenun sebagai Produk Wisata yang Menarik di Desa Kep, Provinsi Gia Lai” - ảnh 2Saudari H'Uyen Nie dengan pakaian tradisional (Foto: VOV)

Bagi masyarakat Desa Kep, helai kain brokat tidak hanya sekedar produk saja, namun juga merupakan kisah tentang budaya dan memori etnis. Helai-helai kain brokat yang dibuat secara manual sangat disukai oleh wisatawan, tapi untuk memasarkan produk, H’Uyen Nie, 38 tahun, pendiri Koperasi menenun kain brokat Desa Kep telah telah menemukan cara kreatif yaitu menjadikan kain brokat tradisional sebagai suvenir dengan harga rasional dan sesuai dengan kebutuhan wisatawan. Menurut H’Uyen, agar kerajinan menenun hidup dan berkembang secara berkelanjutan maka diperlukan cara mendekati pasar.                   

“Kami menjadikan produk sebagai suvenir. Contohnya, satu helai kain bisa dijahit menjadi tas, dompet atau suvenir lain yang memenuhi kebutuhan wisatawan. Ketika wisatawan datang, para pengrajin tenun akan menawarkan kerajinan tenun, dan wisatawan akan membeli produk-produk yang terjengkau”.

Menjadikan Kerajinan Menenun sebagai Produk Wisata yang Menarik di Desa Kep, Provinsi Gia Lai” - ảnh 3Mengajarkan kerajinan tenun kepada anak-anak (Foto: VOV)

Kelompok tenun brokat yang terkait dengan wisata berbasis masyarakat Desa Kep dibentuk pada 6 tahun lalu (tahun 2019) yang beranggotakan 15 orang. Setelah 5 tahun lebih, jumlah anggotanya telah meningkat dua kali lipat. Koperasi ini mempunyai ketentuan tentang giliran pengrajin yang ikut memberikan pelatihan kepada wisatawan agar siapa pun dapat bekerja dan dapat menerima manfaatnya. H’Uyen Nie menyampaikan:                               

“Dalam pola wisata berbasis masyarakat, kami menggilir para pengrajin. Kami menciptakan syarat kepada para pengrajin di desa, yaitu memprioritaskan para pengrajin perempuan miskin. Mereka langsung ikut pada pola wisata berbasis masyarakat dan langsung  menerima gaji sehingga mereka mempunyai semangat dan kegairahan untuk melestarikan budaya etnis minoritasnya”.

Selama beberapa tahun terakhir, setiap tahunnya, desa wisata berbasis masyarakat Ia Ly menyambut sekitar 4.000 hingga 5.000 wisatawan yang datang berkunjung. Angka ini memang belum besar, namun menjadi sinyal yang menggembirakan, karena memperlihatkan arah yang tepat dalam upaya mengonservasi kebudayaan yang dikaitkan dengan pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Nguyen Tien Dung, Ketua Komite Rakyat Kecamatan Ia Ly menyampaikan bahwa pola wisata berbasis masyarakat yang terkait dengan kerajinan menenun kain brokat di Desa Kep berangsur-angsur menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung di daerah tersebut. Pola ini dijalankan secara efektif dan mampu menyebarkan semangat kemandirian di kalangan masyarakat.                         

“Kami melakukan wisata berbasis masyarakat untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Menyelenggarakan paket tur untuk wisman atau menjual beragam produk tenunan brokat dapat mengembangkan wisata berbasis masyarakat sekaligus melestarikan kebudayaan”.

Menjadikan Kerajinan Menenun sebagai Produk Wisata yang Menarik di Desa Kep, Provinsi Gia Lai” - ảnh 4Wisatawan datang menawarkan kerajinan menenun di Desa Kep (Foto: VOV)

Masyarakat Desa Kep sudah berkonektivitas dengan para pelaku usaha wisata, dan berupaya memperluas ruang kegiatan agar mereka mempunyai tempat untuk mengajarkan keterampilan menenun, menyambut wisatawan, serta memamerkan produk-produk kerajinan. Bagi mereka, setiap kain brokat merupakan “satu pesan budaya” yang perlu disebarkan dengan sepenuh hati, sekaligus membuka jalan bagi pengembangan wisata berbasis masyarakat yang terkait dengan upaya pelestarian kebudayaan daerah setempat.

Komentar