Menyalakan api start-up di kalangan pemuda etnis minoritas

Thanh Tam – Thu Hang
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Dengan pola fikir dan sensitivitas, di daerah pegunungan telah dan sedang ada semakin banyak pemuda etnis minoritas yang berjalan di depan dalam gerakan melakukan start-up dan telah mencapai keberhasilan permulaan. Baru-baru ini, Radio Suara Vietnam (VOV) berkoordinasi dengan Komisi Etnis mengadakan program dengan tema: “Aspirasi start-up – menyinari dukuh-dukuh” guna memuliakan teladan-teladan dalam gerakan start-up di daerah pemukiman warga etnis minoritas. Ini merupakan aktivitas praksis yang turut membantu dan mendorong usaha start-up di daerah yang masih dianggap menjumpai kesulitan ini.
Menyalakan api start-up di kalangan pemuda etnis minoritas - ảnh 1 Saudara Giang A Day dan kebun sayuran yang diterapkan teknologi penyiraman air dengan metode tetesan (Foto: KT / vov.vn)

Seorang lelaki etnis minoritas Mong yang bernama Giang A Day di dukuh Rung Thong, Kecamatan Muong Bon, Kabupaten Mai Son, Provinsi Son La, Vietnam Utara, mulai melakukan usaha start-up dari kegandrungan dia sendiri. Tamat dari Sekolah Tinggi Tay Bac, saudara Day memutuskan kuliah di Israel dengan keinginan mencaritahu tentang cara melakukan pertanian dari warga di negara bergurun pasir ini, kemudian pulang ke kampung halaman untuk mengubah pola fikir dan cara melakukan pertanian dari keluarganya dan warga dukuh Rung Thong. Saudara Giang A Day mengatakan:

“Kenapa orang Yahudi bisa mengubah gurun pasir menjadi perkebunan untuk seluruh Eropa? Sangat sulit untuk melakukan produksi tanpa menggunakan zat kimia dan pupuk tanam di daerah bergurun pasir itu, tapi mereka tetap berhasil. Kalau di Vietnam, negeri tropis dengan tanah yang baik, cuaca yang harmonis, maka usaha melakukan pertanian organik akan lebih kondusif. Mereka bisa melakukannya, maka kita juga harus bisa”.

Saudara Giang A Day membawa pulang teknik-teknik melakukan pertanian, khususnya menanam palawija kepada dukuh Rung Thong yang miskin sepanjang tahun karena cuaca dan tanah buruk ini. Meski sudah mencapai sukses dengan puluhan musim panenan palawija, di antaranya ada panenan yang menghasilkan ratusan juta VND, tapi saudara Day masih belum merasa puas. Kegandrungannya kepada palawija dan aspirasi mengubah dukuh dari saudara Giang A Day semakin besar. Dia tidak hanya membuat rumah jaring pembibitan, sistem lapisan biologis, sistem penyiraman air dengan metode tetesan dan sebagainya, melainkan juga menggunakan prestasi dari Revolusi industri 4.0 di ladang palawija dia.

Juga sepenuh hati dengan usaha start-up berkat keunggulan yang dimiliki kampung halamannya, banyak pemuda etnis minoritas sedang turut mengubah wajah dukuhnya. Saudari Thao Thi Sung,warga etnis minoritas Mong di Kota Sa Pa, Provinsi Lao Cai, melakukan start-up dari impian yang sederhana ialah ingin membantu warga dukuhnya mengentas dari kemiskinan dengan kerajinan menenun kain brokat tradisional.

Sementara itu, saudari Nguyen Thi Cam Tu, warga etnis minoritas Tay, telah berhasil melihat keunggulan yang dimiliki daerah Bac Ha, Provinsi Lao Cai, yaitu: kebudayaan-intelektual lokal untuk melakukan start-up. Sekarang, dia adalah Direktur Perusahaan Tanggung Jawab Terbatas Cam Tu, pemilik lembah bunga Bac Ha, tempat yang menyambut kedatangan ratusan ribu wisatawan setiap tahun. Lembah bunga ini telah menciptakan lapangan kerja untuk penduduk setempat. Saudari Nguyen Thi Cam Tu memberitahukan:

“Dalam usaha start-up, tidak boleh menjiplak, kalau menjiplak, maka akan gagal. Harus bisa menegaskan kepribadian sendiri. Kalau melakukan sesuatu menurut kerangka tertentu, maka akan tidak pernah sukses, karena yang penting ialah idenya. Harus ada ide yang sangat mendalam, harus mengerti keunggulan yang dimiliki daerah”.

Menyalakan api start-up di kalangan pemuda etnis minoritas - ảnh 2 Saudari Nguyen Thi Cam Tu memperkenalkan pola menanam bunga kepada para pengunjung (Foto: baocongthuong.com.vn)

Yang lain lgai ialah saudara La Van Phong, warga etnis minoritas Thai di Kabupaten Quynh Nhai, Provinsi Son La mengembangkan potensi danau hidrolistrik dan pemandangan alam di kampung halamannya untuk mengembangkan ekowisata. Koperasi bisnis ekowisata Quynh Nhai sekarang ini ada kira-kira dua puluh anggota, sering menyambut kedatangan para wisatawan untuk memandangi danau dan mencaritahu tentang kebudayaan yang khas dari warga etnis minoritas Thai di Kabupaten Quynh Nhai. Saudara La Van Phong mengatakan:

“Saya menetapkan bahwa ketika melakukan bisnis, kita akan berhasil, tapi juga harus menderita kegagalan. Tapi, kegagalan itu juga merupakan ibunya keberhasilan. Saya percaya bahwa dengan kegandrungan saya, meski gagal, tapi akhirnya juga akan bisa berdiri”.

Masih ada banyak teladan muda warga etnis minoritas yang lain di dukuh-dukuh, orang-orang yang sedang mengubah kegandrungan dan semangat sepenuh hati menjadi kenyataan dengan keinginan agar citra dukuhnya semakin cerah. Belum ada yang berani berkata bahwa melakukan usaha start-up adalah mudah. Tapi, para pemuda etnis minoritas mengerti dengan jelas bahwa mereka harus menggeliat untuk mengatasi kesulitan.

VOV dengan peranan sebagai multi-media, telah dan sedang aktif berjalan seperjalanan dengan gerakan start-up di daerah pemukiman warga etnis minoritas. Melalui media, banyak pola dan ide start-up  dari warga etnis minoritas dikonektivitaskan, dibantu dan disebarluaskan di kalangan masyarakat. “Aspirasi start-up – menyinari dukuh-dukuh” – program memuliakan teladan-teladan start-up akan terus diadakan oleh VOV di banyak daerah lain di seluruh negeri. 

Komentar