Sebelumnya, pada tanggal 19 Juli, 67 orang telah tewas dalam demonstrasi-demonstrasi di jalan-jalan Bangladesh ketika mahasiswa turun ke jalan untuk menuntut penghapusan kuota lapangan kerja yang diberlakukan Pemerintah.
Situasi keamanan yang semakin memburuk memaksa Pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina harus memberlakukan situasi jam malam nasional tanpa batas waktu, mulai pukul 6 sore, hari Minggu (4 Agustus). Ini untuk pertama kalinya Pemerintah Bangladesh melakukan tindakan tegas sejak demonstrasi-demonstrasi meledak pada awal Juli. Bangladesh juga mengumumkan hari libur nasional selama tiga hari, mulai Senin (5 Agustus).
Demonstrasi-demonstrasi dan huru-hara yang sedang berlangsung dianggap sebagai tantangan terbesar terhadap Perdana Menteri Sheikh Hasina setelah 20 tahun berkuasa. Ibu Hasina dinyatakan merebut kemenangan keempat berturut-turut dalam pemilu yang diadakan pada bulan Januari. Namun, pemilu ini diboikot oleh Partai Nasionalis Bangladesh – partai oposisi utama di negara tersebut.
Situasi keamanan yang rumit di Bangladesh memaksa negara tetangganya, India, mengeluarkan peringatan keamanan, mendesak warganya supaya tidak pergi ke Bangladesh sampai saat situasi menjadi tenang.