Kuliner Viet Nam-Duta perdamaian

THU HANG
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Pertemuan Puncak ke-2 Amerika Serikat (AS)-Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDRK) yang baru saja berlangsung selama dua hari di Kota Ha Noi, Viet Nam telah menciptakan peluang besar kepada Viet Nam untuk menyosialisasikan kebudayaannya. Di antaranya, kuliner Viet Nam telah mudah mendapat sambutan dari para wartawan internasional dan mereka menjadi duta alami yang menyebar-luaskan kebudayaan Viet ke seluruh dunia. Kuliner merupakan jalan yang paling cepat bagi para wartawan untuk mencari tahu tentang kebudayaan dan manusia Viet Nam.
Kuliner Viet Nam-Duta perdamaian - ảnh 1Masakan khas Kota Ha Noi di Pusat Pers Internasional  (Foto: vov.vn) 

Untuk memperkenalkan budaya kuliner Kota Ha Noi kepada sahabat-sahabat internasional, Komite Rakyat Kota Ha Noi telah mengundang para artisan tata boga yang paling terkenal di Ibukota untuk memberikan pelayanan di dapur  Pusat Pers Internasional (IMC) ketika Pertemuan Puncak ke-2 AS-RDRK berlangsung di Kota Ha Noi dari 27-28 Februari lalu.

Menurut itu, selain 40 masakan alu Eropa dan Asia, maka ada 9 masakan pilihan yang mewakili kuliner Ibukota  untuk memberikan pelayanan gratis yaitu Pho Thin, mihun Thang (Bun Thang), mihun Cha (Bun Cha), nasi ketan Phu Thuong, sosis Uoc Le, sosis Me Tri, teh teratai Tay Ho, kue Khuc ibu Lan dan kopi telur Giang. Ini merupakan masakan-masakan yang sebagian telah diperkenalkan kepada para wartawan di dalam dan luar negeri yang menghadiri pertemuan puncak ini. Saudara Nguyen Quoc Hung, urusan  logistik dan masakan-masakan bagi para wartawan di Pusat Pers Internasional di pertemuan puncak tersebut memberitahukan: “Menu dipersiapkan dengan anekaragam masakan, di antaranya menekankan kuliner khas Kota Ha Noi, intisari kuliner Viet Nam seperti Pho Ha Noi, mihun Thang, nasi ketan dan lain-lain. Sejak pusat pers ini dibuka sampai sekarang, para wartawan merasa sangat menyukai masakan-masakan Kota Ha Noi, khususnya ialah masakan Pho”.

Jung Rina, wartawan koran “Asia Today” dari Republik Korea adalah salah seorang di antara wartawan-wartawan seperti itu. Jung Rina fasih bahasa Viet Nam  karena telah pernah menempuh program studi Viet Nam di Republik Korea. Dia pernah datang ke Viet Nam untuk meliput tevent Konferensi Tingkat Tinggi APEC 2017 yang diadakan di Kota Da Nang, tetapi, Kota Ha Noi tetap asing bagi dia. Selama berada di Kota Ha Noi, dia suka makan mihun dengan tahu dan terasi dan masakan Pho. Sebelum tiba di Kota Ha Noi, dia telah diperkenalkan oleh teman-temannya tentang warung Pho Thin di Jalan Lo Duc. Rina mengatakan: “Saya sangat menyukai mihun dengan tahu dan terasi serta masakan Pho. Saya senantiasa makan pagi di warung Pho Thin di Jalan Lo Duc. Bagi warga Republik Korea, aroma Pho Viet Nam sesuai dengan selera orang Republik Korea”.

Pusat Pers Internasional untuk Pertemuan Puncak ke-2 AS-RDRK telah menyiapkan banyak masakan Viet Nam, banyak masakan khas  Kota Ha Noi telah dimasukkan ke dalam menu untuk melayani para wartawan.

Menikmati masakan belum pernah hanya merupakan persepsi dari indra perasa saja, kadang-kadang, itu merupakan jalan yang paling pendek untuk mendorong sahabat-sahabat internasional ingin mencari tahu lebih banyak lagi tentang kebudayaan setempat, tentang negeri dan manusia Viet Nam. Bapak Hoang Nhan Chinh, Kepala Sekretariat Dewan Konsultasi Pariwisata Viet Nam memberitahukan: “Bagi setiap masakan, di belakangnya adalah satu kisah yang menarik dan menyenangkan untuk  menyerap perhatian wisatawan mancanegara terhadap kuliner Viet Nam, melalui itu bisa melihat bahwa kuliner Viet Nam merupakan duta diplomatik Viet Nam serta duta pariwisata Viet Nam untuk menyosialisasikan Viet Nam ke luar negeri”.

Masakan-masakan tradisional Viet Nam yang terkenal itu telah mengasyikkan ribuan wartawan internasional. Di sepanjang jalan kuno, wartawan internasional telah  mejalankan tugasnya di warung-warung makan untuk menghayati dan membuat potret. Kuliner Viet Nam telah menjadi satu duta istimewa. Wartawan Nguyen Ngoc Anh mengatakan: “Kalau memantau  pers dunia selama tahun-tahun belakangan ini, saya melihat satu hal bahwa mereka semakin banyak  memperkenalkan kuliner Viet Nam. Misalnya,  apa yang perlu dimakan, bagaimana orang Viet Nam membuat kue, di mana ada mihun Cha Obama dan lain-lain ketika mengunjungi Kota Ha Noi. Kita memerlukan adanya kampanye-kampanye untuk khusus menyosialisasikan kisah-kisah yang tidak hanya bersangkutan dengan kuliner saja, tapi juga kebudayaan Viet Nam pada umumnya”.

Melalui peristiwa-peristiwa fokus yang mendapat perhatian dari dunia seperti Pertemuan Puncak ke-2 AS-RDRK, kuliner semakin membuktikan kekuatannya dengan peranan sebagai kanal diplomasi budaya yang efektif yang tidak bisa dilepaskan oleh warga Viet Nam dalam strategi menyosialisasikan citra Tanah Air ke dunia.  

Komentar